Rumah Tua Pondok Jaka
Sangeh, Abiansemal, KAB. BADUNG, BALI View Location
IDR 15.000,00
- 0.0
Book Now
Valid on selected dates Instant confirmation
Ticket DetailsVisit Date
Cek tanggal tersediaValidity period :
Quantity
Ticket
IDR 15.000,00 / Person
Total ( Ticket)
IDR
IDR 15.000,00
Lokasi
User Reviews
There are no reviews for this Attraction yet.
Buy this ticket and be the first to leave a review.
Other Info
Description
Rumah Bali kuno berkonstruksi bahan alami masih bisa dijumpai di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Lokasinya dinamai Pondok Jaka, sebuah kawasan wisata outbound yang dikembangkan oleh kelompok warga Sangeh sejak 2015.
Rumah Bali kuno ini disebut-sebut sebagai peninggalan salah satu keluarga di Sangeh dan sudah berdiri sejak hampir 200 tahun silam. Begitu ditinggalkan pemiliknya, rumah itu kemudian dikelola, bersamaan dengan pengembangan wisata outbound di sekitarnya.
Rumah tradisional Bali yang ada di Pondok Jaka dulunya dihuni dua generasi warga Desa Sangeh. Namun keturunannya tidak melanjutkan tinggal di sana karena menikah ke luar desa.
Rumah itu kemudian diwariskan kepada Nyoman Merta Rinawan, yang juga generasi terakhir keluarga itu. Hanya saja ia dan keluarga juga memilih tinggal di pusat desa sehingga kosong sejak 30 tahun lalu.
Rumah kuno itu kemudian dikelola bersamaan dengan pengembangan unit usaha di sekitarnya. Di antaranya tempat kemah, warung makan, dan outbound.
Di sana, pengunjung bisa melihat suasana Bali tempo dulu dari rumah tua yang jarang ditemui di beberapa tempat. Pengunjung yang berusia lansia juga mengaku punya kenangan tersendiri saat masuk area rumah.
Halaman rumah yang masih dihiasi batu kali yang ditumbuhi rumput tipis-tipis, makin memperkuat suasana Bali tempo dulu. Di sana juga masih tampak polpolan tanah sebagai plesteran dinding cetakan tanah liat, serta lantai yang masih berupa tanah.
Ada empat bangunan dalam satu area. Bangunan inti berada di sebelah utara atau bale daja yang dimanfaatkan sebagai tempat tidur keluarga. Kemudian bale dangin di sebelah timur untuk aktivitas keagamaan sekaligus tempat menyiapkan bahan upacara.
Di sebelah selatan berdiri dapur dengan beberapa tungku tanah lengkap dengan kayu bakar, dan beberapa peralatan makan tradisional. Salah satu yang masih dilihat ada kau atau batok kelapa sebagai piring. Balai sebelah barat atau bale dauh untuk menaruh alat-alat pertanian.
Di sini juga masih ditemukan peralatan pertanian tradisional. Ada tengala atau alat membajak tanah sebelum ditanami padi. Ada juga kisa atau tas untuk menaruh ayam aduan, guwungan atau kandang ayam, lesung untuk menumbuk padi dan sepeda ontel peninggalan pemilik rumah.
Mantan Bendesa Adat Sangeh ini mengakui, awalnya hanya satu rumah inti atau di balai sebelah utara yang seluruh bagiannya masih utuh. Meski hanya berbahan dasar tanah yang dicampur dengan kotoran sapi sebagai perekat, namun konstruksinya masih kuat.
Beberapa sisinya juga ditambahi gedek atau anyaman bambu untuk perkuat konstruksi dalam dinding. Sementara sisanya sudah mengalami perbaikan karena rusak. Tapi beberapa bagian bale masih asli. Seperti tulang dinding, rangka atap dan pondasi.