SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE

Bayung Gede, Kintamani, KAB. BANGLI, BALI View Location

IDR 10.000,00

  • 0.0
(0 Review)

Book Now

Valid on selected dates Instant confirmation

Ticket Details

Validity period :

Quantity

Ticket

IDR 10.000,00 / Person

Total ( Ticket)

IDR

IDR 10.000,00

Lokasi

User Reviews

There are no reviews for this Attraction yet.

Buy this ticket and be the first to leave a review.

Other Info

- Pengunjung wajib mematuhi semua peraturan yang berlaku di area desa wisata. 

- Pengunjung diharapkan menjaga kebersihan dan tidak merusak fasilitas yang ada. 

- Pengunjung dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kenyamanan atau merusak lingkungan desa wisata. 

- Pengunjung wajib menjaga ketertiban dan keamanan selama berada di area desa wisata. 

- Pengunjung wajib mengikuti arahan dari pemandu atau petugas desa wisata. 

- Reservasi kunjungan dapat dilakukan secara online atau langsung di lokasi. 

- Desa wisata menyediakan berbagai fasilitas seperti area parkir, toilet, dan area istirahat. 

- Pengunjung diharapkan menggunakan fasilitas yang disediakan dengan baik dan tidak merusaknya. 

- Pengunjung diharapkan menjaga barang-barang berharga mereka dengan baik. 

- Pengunjung diharapkan menjaga barang-barang berharga mereka dengan baik. 

- Pengunjung wajib menjaga kelestarian alam dan lingkungan desa wisata. 

- Dilarang membuang sampah sembarangan. Tempat sampah telah disediakan di area desa wisata. 

- Pengunjung diharapkan tidak merusak flora dan fauna yang ada di desa wisata. 

- Pengunjung wajib menjaga kelestarian alam dan lingkungan desa wisata.

Description

Masyarakat Bali biasanya menanam ari-ari setelah kelahiran bayi di pekarangan rumah, dengan beberapa prosesi upacara kecil.
Namun bagi masyarakat Desa Adat Bayung Gede di Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, menanam ari-ari di pekarangan rumah adalah pantangan.

Warga Desa Bayung Gede justru punya tempat khusus sebagai pengganti lahan untuk menyimpan ari-ari. Lokasinya disebut Setra Ari-Ari, atau kuburan khusus ari-ari.

Meski sudah ada tempat khusus, warga tetap tidak menanam ari-ari itu. Warga menggantung ari-ari yang sudah diwadahi kau (batok kelapa dibelah dua) di ranting pohon bukak.

Tak ayal, lokasi tersebut menyita perhatian publik karena dinilai unik. Tempat semacam itu tidak ada di desa lain di Bali.

Mengingat ada 163 warga marep atau asli di Bayung Gede, mereka tentu kemungkinan besar berkesempatan menjadi Jero Kubayan di kemudian hari.

Mereka yang menjabat posisi tertinggi ini, selain ditokohkan dan disucikan, juga wajib menempatkan sungsungan yang disucikan warga, berupa Ratu Pingit dan Ratu Bungsil di rumah.

Inilah mengapa warga Bayung Gede di Kintamani pantang mengotori lahan sendiri. Sebab, jika ari-ari berada dalam pekarangan, sementara di pekarangan itu terdapat warga menjabat Jero Kubayan atau tokoh lain yang disucikan, di situlah pelanggarannya.
 

Di dalam kau itu juga diisi sekam, merica, pisau bambu, dan perlengkapan lain, kemudian belahan batok kelapa ditutup. Belahan itu diolesi kapur sirih beserta goresan simbol tapak dara atau tanda tambah.

Batok kelapa diikat dengan salang tabu atau tali bambu. Si ayah bayi wajib bersihkan diri, memakai pakaian adat lalu membawa ari-ari ke kuburan.

Di sana, si ayah menebang satu ranting kayu bukak untuk menempatkan ari ari. Warga dilarang memakai tangan kiri, harus dengan tangan kanan dengan harapan lahir hal-hal positif.

Menariknya, si ayah pasti memilih pohon yang sudah ada banyak ari-ari. Sehingga jarang ari-ari itu ditempatkan di ranting yang baru. "Ini terkait kepercayaan warga. Jika ari-ari bergerombol, kelak si anak akan mudah berbaur dengan masyarakat," ucapnya.

Usai dari Setra Ari Ari, si ayah membawa daun pakis atau paku yang didapat dari kuburan, kemudian meletakkannya di depan rumah. Ini adalah tanda bahwa di keluarga tersebut terdapat orang yang habis melahirkan.
 

Other Recommendations

Hubungi Kami