Pada tahun 2020, Bukakak resmi mendapatkan predikat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Tradisi yang unik ini berasal dari perpaduan ajaran sekte Wisnu dan sekte Siwa Sambu, yang melambangkan kesatuan melalui simbol pemujaan Nandi-Garuda. Dalam bahasa Bali kuno, pemujaan ini dikenal sebagai Lembu Gagak, yang kemudian berkembang menjadi istilah Bukakak.

Tradisi Bukakak hanya bisa ditemukan di dua pura yaitu Taman Beji dan Taman Gunung Sekar. Kedua pura ini adalah satu-satunya tempat di Bali yang mempertahankan bentuk pemujaan terhadap kemanunggalan Wisnu dan Siwa Sambu. Dalam pelaksanaannya, Bukakak diwujudkan sebagai burung garuda yang terbuat dari daun enau muda dan dihiasi bunga kembang sepatu, dengan babi sebagai simbol Dewa Sambhu. Tradisi ini merupakan perpaduan antara tiga kekuatan ilahi: Wisnu, Siwa, dan Sambhu.

Upacara Bukakak diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada bulan April, saat purnama sasih kedasa, oleh krama subak dan desa setempat yang memegang teguh adat dan kepercayaan leluhur. Tradisi ini bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai dewi kesuburan atas kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah di Desa Giri Emas.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tradisi Bukakak yang sarat akan nilai budaya dan spiritual ini. Mari lestarikan dan hargai warisan budaya kita dengan turut serta atau mengunjungi upacara Bukakak di Desa Giri Emas.