Pura Beji Sangsit : Favorit Wisman, Abadikan Ukiran Unik Khas Buleleng
Sangsit, Sawan, KAB. BULELENG, BALI View Location
IDR 10.000,00
- 0.0
Book Now
Valid on selected dates Instant confirmation
Ticket DetailsVisit Date
Cek tanggal tersediaValidity period :
Quantity
Ticket
IDR 10.000,00 / Person
Total ( Ticket)
IDR
IDR 10.000,00
Lokasi
User Reviews
There are no reviews for this Attraction yet.
Buy this ticket and be the first to leave a review.
Other Info
Description
Pura Beji merupakan salah satu objek wisata di Buleleng. Pura yang berlokasi 8 kilometer sebelah timur Kota Singaraja, tepatnya di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan ini, jarang terlewatkan dalam rute perjalanan wisatawan yang berkunjung ke Buleleng. Apa istimewanya?
Bila dilihat dari sisi nama, kata Beji sama artinya dengan 'permandian' atau sumur yang merupakan sumber kesuburan. Kenyataannya memang di areal sebelah timur Pura Beji terdapat bekas sumber mata air yang dahulu pernah berfungsi sebagai kolam. Rupanya para petani yang sangat memerlukan air untuk pengairan persawahan sangat memuliakan sumber mata air, yang kemudian mengatur pengairan melalui subak.
Pura Beji tergolong Pura Subak, yang disungsung oleh para petani yang tergabung dalam organinasi Subak di Desa Sangsit. Di pura ini berstana Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan, yang memberikan kesejahteraan kepada petani. Lalu, apa yang
Menurut penjaga objek wisata Pura Beji, Nyoman Mustika, keunikan Pura Beji terletak pada arsitektur serta gaya ukiran yang bercorak Buleleng, yakni cukilan lebar, dangkal tapi runcing. Karena sebagai stana Dewi Sri, maka seluruh bagian lingkungan pura dihiasi ukiran dalam bentuk tumbuh-tumbuhan yang merambat dan bermotif bunga.
Tumbuh-tumbuhan atau bunga yang digunakan sebagai motif ukiran di Pura Beji sesungguhnya merupakan salah satu manifestasi ajaran filsafat (tatwa) agama Hindu, ditampilkan melalui simbol-simbol relief yang sakral. Motif bunga berdigestilir sulur-suluran tetumbuhan secara filosofis melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
Bila diperhatikan secara seksama, hampir tidak ada ruang kosong di setiap arsitektur pura yang tak terjamah ukiran. Mulai dari tembok panyengker, Candi Bentar, Paduraksa hingga jejeran palinggih-pelinggih yang ada di pura tersebut. Semua diukir dengan rinci, yang dikombinasikan dengan warna batu paras kemerahan, sehingga menambah kesan kuna dan vintage. “Semua ukirannya khas Buleleng. Sedangkan bahan ukirannya ini terbuat dari batu paras khas Dusun Abasan, yang hanya ada di Desa Sangsit. Warnanya merah sesuai warna batu padasnya.
Seperti halnya pura lainnya di Bali, bangunan Pura Beji ini memiliki tiga bagian yang berbeda, yakni bagian luar disebut Nista Mandala, bagian tengah disebut Madya Mandala, dan pada bagian paling dalam disebut Utama Mandala atau yang sering disebut juga dengan Jeroan.
Di bagian Nista Mandala terdapat bangunan tinggi yang disebut dengan Bale Kulkul. Bale kulkul ini posisinya sebelah pojok kiri dari pintu masuk, dengan ketinggian mencapai 10 meter. Kemudian di antara bagian pura Nista Mandala dan Madya Mandala terdapat bangunan candi yang amat megah dengan ukiran-ukiran dengan seni artistik yang tinggi.
Masuk ke bagian Madya Mandala, terdapat beberapa bangunan yang mirip seperti aula, yakni pada bagian selatan terdapat Bale Sekaulu dan Bale Sekapat. Sedangkan pada bagian utara terdapat Bale Roras dan Bale Paebatan.
Beranjak ke bagian utama dari Pura Beji, yakni Utama Mandala, banyak ditemukan palinggih dengan arsitektur yang megah dan indah. Pencerminan lambang kesuburannya dapat dilihat pada salah satu bangunan pada Pura Beji, yakni di Gedong Simpen di mana di atas atap terdapat patung wanita Dewi Sri, yang dikenal sebagai lambang kesuburan.